Oktober 26, 2025

Contoh Laporan Praktik Baik Pembelajaran Mendalam Untuk Guru

Contoh Praktik Baik (Best Practice) Laporan Tugas Pelatihan IN 2 Pembelajaran Mendalam Untuk Guru


Contoh Laporan Praktik Baik atau best practice Pembelajaran Mendalam dalam memenuhi Tugas IN2 Pelatihan Mendalam (PM) untuk Guru. Sebgaaimana diketahui Pembelajaran Mendalam (PM) bukanlah sekadar metode baru atau kurikulum alternatif, melainkan sebuah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada penciptaan suasana belajar serta proses pembelajaran yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan, dengan mengolah pikiran (olah pikir), hati (olah hati), rasa (olah rasa), dan raga (olah raga) secara holistik dan terpadu.


Pendekatan ini muncul dalam konteks kebutuhan pendidikan di Indonesia yang menghadapi berbagai tantangan—seperti rendahnya keterampilan berpikir tingkat tinggi, ketimpangan akses belajar, dan dinamika global yang menuntut generasi pembelajar yang adaptif serta mampu berpikir kritis.

 

Dalam naskah tersebut ditegaskan bahwa PM bukanlah kurikulum baru menggantikan seluruh struktur yang ada, melainkan pendekatan yang dapat diintegrasikan ke dalam praktik pembelajaran di sekolah.

 

Dalam dokumen tersebut, tiga prinsip utama menjadi landasan pembelajaran mendalam, yaitu: berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan.

 

Berkesadaran mengacu pada peserta didik yang memiliki kesadaran sebagai pembelajar, memahami proses pembelajaran yang mereka jalani, fokus dan terbuka terhadap perspektif baru.

 

Bermakna menunjukkan bahwa pembelajaran dihubungkan dengan konteks kehidupan nyata, terkait pengalaman sebelumnya, antar-disiplin, dan memberikan manfaat untuk peserta didik sekarang dan masa depan.

 

Menggembirakan menegaskan bahwa suasana dan aktivitas pembelajaran harus menarik, interaktif, memancing tantangan yang memotivasi, dan membawa peserta didik pada pengalaman “aha” atau kesadaran baru dalam belajar.

 

Selain tiga prinsip tersebut, dokumen juga menegaskan bahwa pembelajaran mendalam menghargai potensi dan martabat peserta didik — yaitu memuliakan setiap individu — serta menekankan pembelajaran yang holistik: membekali peserta didik tidak hanya dengan pengetahuan kognitif, tetapi juga keterampilan sosial, karakter, emosional, fisik, nilai–nilai kemanusiaan.

 

Apa saja Pengalaman Belajar dalam Pembelajaran Mendalam? Pengalaman belajar dalam kerangka pembelajaran mendalam bergerak melalui tiga tahapan utama: memahami, mengaplikasi, dan merefleksi.

 

Tahap Memahami adalah ketika peserta didik aktif mengkonstruksi pengetahuan dari berbagai sumber dan konteks: memahami konsep, teori, struktur, serta mengaitkannya dengan pemahaman mendalam.

 

Tahap Mengaplikasi adalah ketika peserta didik menggunakan pengetahuan tersebut dalam konteks nyata atau situasi baru; mereka mampu menerapkan, memecahkan masalah, atau mencipta berdasarkan pemahaman itu.


Tahap Merefleksi adalah ketika peserta didik mengevaluasi dan memberi makna terhadap proses dan hasil pembelajarannya; di sini muncul regulasi diri (self-regulation), perencanaan, pengawasan, serta evaluasi cara belajar mereka sendiri.


Dalam dokumen juga diuraikan jenis-jenis pengetahuan yang terlibat dalam pengalaman belajar: pengetahuan esensial (fundamental), pengetahuan aplikatif, dan pengetahuan nilai serta karakter. Misalnya, dalam ranah kognitif digunakan taksonomi seperti SOLO Taxonomy untuk menggambarkan perkembangan dari mengingat hingga mencipta.


Bagiamana Langkah-Langkah Perencanaan Pembelajaran Mendalam? Dokumen naskah menyajikan langkah-langkah sistematis untuk perencanaan pembelajaran mendalam, yang antara lain mencakup: identifikasi kesiapan peserta didik, analisis materi pelajaran, penentuan dimensi profil lulusan yang akan dicapai, pemilihan topik yang kontekstual dan relevan, serta menentukan kerangka pembelajaran yang meliputi praktik pedagogis, kemitraan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pemanfaatan digital.


Secara lebih rinci: guru harus terlebih dahulu mengidentifikasi karakteristik peserta didik (misalnya latar belakang, minat, pengetahuan awal), memahami struktur dan integrasi materi pelajaran, serta mengaitkannya dengan nilai dan karakter. Guru kemudian merancang tujuan pembelajaran, memilih topik yang kontekstual dan dapat dihubungkan dengan situasi nyata, dan menyusun aktivitas pembelajaran yang selaras dengan prinsip berkesadaran-bermakna-menggembirakan.


Kerangka pembelajaran mendalam yang disarankan mencakup empat elemen: praktik pedagogis (seperti inkuiri, proyek, kolaboratif), kemitraan pembelajaran (guru-siswa-orang tua-komunitas-mitra industri), lingkungan pembelajaran (ruang fisik dan virtual yang kondusif, fleksibel), dan pemanfaatan teknologi digital sebagai katalisator.


Bagaimana Contoh Implementasi Pembelajaran Mendalam di Kelas? Dalam naskah dikemukakan berbagai contoh implementasi yang disesuaikan dengan jenjang pendidikan (PAUD, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, khusus).


Sebagai gambaran: di jenjang SD/MI, pembelajaran mendalam dapat mengambil topik seperti lingkungan sekitar yang relevan bagi siswa, misalnya pengenalan tanaman obat keluarga (toga) di lingkungan sekolah, lalu siswa melakukan proyek menanam, mengamati, mencatat pertumbuhan, dan mempresentasikan hasilnya. Aktivitas ini memungkinkan siswa memahami secara mendalam konsep biologi, lingkungan, serta menerapkan dan merefleksi nilai-nilai seperti tanggung jawab dan kepedulian.


Di jenjang SMA/MA atau SMK/MAK, fokusnya lebih pada penerapan berpikir kritis, analitis, sintesis dan keterampilan dunia nyata. Misalnya siswa diberikan masalah nyata lintas disiplin ilmu yang memerlukan kolaborasi, penelitian, pengambilan keputusan, presentasi, dan refleksi, bukan sekadar menghafal atau mengerjakan latihan soal rutin.


Implementasi semacam ini menunjukkan pergeseran dari pembelajaran yang berorientasi pada hasil kuantitatif (nilai, kelulusan) menuju pembelajaran yang berorientasi pada proses pembelajaran mendalam—yang menumbuhkan kompetensi generatif, aplikasi nyata, dan refleksi diri.


Lalu Apa Model Asesmen dalam Pembelajaran Mendalam? Dalam konteks pembelajaran mendalam, asesmen tidak hanya dipandang sebagai pengukuran akhir dari penguasaan materi, tetapi sebagai bagian integral dari proses belajar yang mendukung pemahaman mendalam, aplikasi, dan refleksi. Dokumen naskah mengemukakan tiga fungsi utama asesmen: asesmen sebagai pembelajaran (assessment as learning), asesmen untuk pembelajaran (assessment for learning), dan asesmen dari pembelajaran (assessment of learning).


Asesmen sebagai pembelajaran mengambil peran dalam refleksi diri peserta didik, menyediakan umpan balik untuk memahami bagaimana mereka belajar, apa yang telah dicapai, dan bagaimana mengatur strategi belajarnya sendiri.


Asesmen untuk pembelajaran menekankan asesmen formatif yang membantu guru dan siswa memonitor proses pembelajaran, menyediakan umpan balik, serta memperbaiki jalan pembelajaran sebelum mencapai hasil akhir.


Asesmen dari pembelajaran adalah yang konvensional: pengukuran capaian pembelajaran akhir, namun dalam kerangka PM tetap harus mencakup pemahaman konseptual, keterampilan berpikir tingkat tinggi, aplikasi dalam konteks nyata, serta nilai dan karakter.


Dokumen juga menyoroti bahwa bentuk-bentuk asesmen autentik sangat relevan, seperti portofolio, jurnal reflektif, peer-assessment (penilaian antar siswa), proyek, peta konsep, observasi, presentasi, dan lain-lain, dibandingkan semata-mata tes tertulis pilihan ganda.


Bagaimana membuat Contoh praktik terbaik atau best practice Pembelajaran Mendalam dalam memenuhi Tugas IN2 Pelatihan Mendalam untuk Guru. Dalam membuat tugas IN2 Pelatihan PM Guru guru harus menyampaikan Pembelajaran Mendalam di kelas dengan menggunakan Model Inkuiri Kolaboratif


Model Inkuiri Kolaboratif Pembelajaran Mendalam merupakan salah satu bentuk praktik pedagogis utama dalam Pembelajaran Mendalam. Model ini menempatkan peserta didik sebagai penemu pengetahuan, bukan sekadar penerima informasi. Proses pembelajaran berfokus pada penyelidikan (inkuiri) terhadap suatu fenomena atau persoalan nyata melalui kerja sama (kolaborasi) antara peserta didik, guru, dan pihak lain yang relevan (misalnya ahli, komunitas, atau masyarakat sekitar).

 

Tujuan utamanya adalah agar peserta didik: a) Mampu mengajukan pertanyaan bermakna, b) Mengumpulkan dan menganalisis data, c) Menarik kesimpulan berdasarkan bukti, d) Merefleksi proses berpikirnya, serta e) Membangun pemahaman yang mendalam melalui interaksi sosial dan refleksi pribadi.


Model ini mendukung prinsip utama Pembelajaran Mendalam — yakni berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan — karena melibatkan peserta didik secara aktif, kontekstual, dan reflektif dalam menemukan makna belajar.


Berikut ini Contoh praktik terbaik atau best practice Pembelajaran Mendalam dalam memenuhi Tugas IN2 Pelatihan Mendalam untuk Guru dengan Model Inkuiri Kolaboratif


I. Pendahuluan

Kegiatan pembelajaran ini merupakan penerapan Pembelajaran Mendalam dengan model Inkuiri Kolaboratif yang melibatkan dua mata pelajaran, yaitu IPS dan Bahasa Indonesia. Kolaborasi lintas mata pelajaran ini dilakukan untuk menciptakan pengalaman belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan bagi peserta didik.


Tema yang diangkat adalah “Dampak Perubahan Sosial di Lingkungan Sekitar”, yang relevan dengan kompetensi dasar IPS tentang dinamika sosial dan Bahasa Indonesia tentang kemampuan menyajikan hasil penelitian dalam bentuk teks laporan.


Melalui pendekatan Inkuiri Kolaboratif, peserta didik tidak hanya mempelajari fakta sosial, tetapi juga belajar meneliti, berkomunikasi, dan merefleksi secara kritis melalui bahasa.

 

II. Tujuan Kegiatan

a) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan reflektif peserta didik terhadap fenomena sosial di lingkungan sekitar.

b) Meningkatkan kemampuan menulis dan berbicara ilmiah melalui kegiatan penyelidikan dan pelaporan.

c) Menumbuhkan kolaborasi antarpeserta didik dan antarguru dalam pembelajaran kontekstual.

d) Menanamkan kesadaran sosial serta nilai tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat.


III. Langkah-Langkah Pelaksanaan

1. Assess (Menilai dan Memahami Situasi Awal)

Pada tahap awal, guru IPS dan Bahasa Indonesia melakukan asesmen diagnostik untuk memahami minat, pengalaman, serta pengetahuan awal peserta didik terkait perubahan sosial yang terjadi di lingkungan mereka.

Kegiatan dimulai dengan sesi diskusi terbuka di mana siswa diminta menceritakan perubahan apa yang mereka amati di sekitar tempat tinggal — seperti munculnya toko modern, perpindahan penduduk, perubahan gaya hidup, atau berkurangnya interaksi antarwarga.

Guru IPS membantu peserta didik memahami fenomena tersebut dari perspektif sosial dan ekonomi, sementara guru Bahasa Indonesia menuntun mereka mengidentifikasi cara menuliskan hasil pengamatan itu menjadi teks laporan.

Dari proses ini, siswa menunjukkan rasa ingin tahu terhadap penyebab dan dampak perubahan sosial di sekitar mereka, yang kemudian menjadi dasar rumusan pertanyaan inkuiri:

“Bagaimana perubahan sosial memengaruhi kehidupan masyarakat di sekitar sekolah kami?”

 

2. Design (Merancang Penyelidikan dan Aksi Pembelajaran)

Guru IPS dan Bahasa Indonesia bersama siswa merancang rencana kegiatan inkuiri.

Dalam perancangan ini, kelompok belajar dibentuk berdasarkan minat terhadap subtopik tertentu — misalnya perubahan pekerjaan, interaksi sosial, dan gaya hidup digital.

Guru IPS membimbing siswa menentukan metode pengumpulan data: wawancara warga, observasi, serta pencarian informasi dari sumber pustaka atau berita daring.

Guru Bahasa Indonesia mendampingi siswa merancang format laporan hasil penelitian, termasuk struktur teks laporan hasil observasi, penggunaan bahasa ilmiah, dan teknik penyusunan paragraf.

Pada tahap ini, guru juga menyiapkan instrumen asesmen formatif berupa jurnal refleksi, rubrik kolaborasi, dan panduan presentasi agar proses dapat dinilai secara berkelanjutan.

 

3. Implement (Melaksanakan Penyelidikan dan Aksi Kolaboratif)

Tahap pelaksanaan dimulai dengan kegiatan lapangan. Peserta didik melakukan observasi langsung ke lingkungan sekitar sekolah dan wawancara dengan beberapa warga. Mereka mencatat data perubahan sosial yang tampak — misalnya pergeseran pekerjaan dari sektor pertanian ke perdagangan daring, atau berkurangnya kegiatan gotong royong.

Guru IPS mengarahkan siswa dalam menganalisis faktor penyebab dan dampak sosial-ekonomi dari perubahan tersebut, menggunakan konsep “adaptasi sosial” dan “modernisasi”.

Sementara itu, guru Bahasa Indonesia mendampingi siswa dalam mengolah hasil wawancara dan observasi menjadi teks laporan ilmiah. Mereka belajar membuat struktur teks yang sistematis (pendahuluan, isi, penutup), memperhatikan kohesi dan koherensi, serta menambahkan kutipan data dari hasil lapangan.

Hasil kerja kelompok kemudian disajikan dalam bentuk presentasi kolaboratif di kelas, di mana setiap kelompok memaparkan temuan dan solusi yang mereka usulkan.

Siswa juga mengunggah laporan mereka di blog kelas sebagai media publikasi digital.

 

4. Reflect & Change (Refleksi dan Perubahan)

Setelah seluruh kegiatan selesai, guru dan peserta didik melakukan refleksi bersama.


Guru IPS memandu diskusi reflektif dengan pertanyaan: “Apa pemahaman baru yang kalian peroleh tentang perubahan sosial di lingkungan kalian?” Sementara guru Bahasa Indonesia menanyakan: “Bagaimana proses menulis laporan membantu kalian memahami topik ini lebih mendalam?”

 

Dari refleksi, peserta didik menyadari bahwa perubahan sosial tidak hanya berdampak pada ekonomi, tetapi juga pada nilai-nilai kebersamaan. Mereka juga merasa lebih percaya diri dalam menulis dan mempresentasikan hasil penelitian.


Sebagai tindak lanjut (change), siswa berinisiatif membuat poster kampanye sosial bertema “Menjaga Kepedulian di Era Modern” yang dipajang di area sekolah.


Guru dari kedua mata pelajaran mencatat hasil refleksi ini sebagai dasar perbaikan strategi pembelajaran mendalam berikutnya — terutama dalam memperkuat integrasi lintas mata pelajaran dan memberikan ruang lebih besar bagi eksplorasi siswa.

 

IV. Hasil dan Dampak Pembelajaran

Kolaborasi guru IPS dan Bahasa Indonesia menghasilkan beberapa perubahan positif:

Peserta didik menunjukkan peningkatan kemampuan berpikir kritis dan analitis.

Hasil tulisan siswa menjadi lebih terstruktur dan berbasis data.

Siswa lebih aktif berdiskusi dan berani mengemukakan pendapat.

Pembelajaran terasa lebih bermakna karena berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari.

Selain itu, hubungan antar siswa dalam kelompok menjadi lebih erat, karena mereka belajar bekerja sama dalam mengumpulkan data, berdiskusi, dan menulis laporan.

 

V. Kesimpulan

Model Inkuiri Kolaboratif dengan tahapan Assess, Design, Implement, dan Reflect & Change berhasil menciptakan pengalaman Pembelajaran Mendalam yang utuh.

Kolaborasi antara guru IPS dan Bahasa Indonesia menunjukkan bahwa lintas disiplin ilmu dapat memperkaya pemahaman siswa secara holistik: IPS memberi konteks sosial dan kritis, sementara Bahasa Indonesia mengembangkan kemampuan ekspresi, komunikasi, dan refleksi.

Pembelajaran semacam ini tidak hanya menumbuhkan pengetahuan konseptual, tetapi juga kesadaran diri, empati sosial, dan keterampilan abad ke-21 seperti kolaborasi dan literasi informasi.

 

 

Berikut ini Contoh PPT praktik terbaik atau best practice Pembelajaran Mendalam dalam memenuhi Tugas IN2 Pelatihan Mendalam (PM) untuk Guru

 

link download  Contoh praktik terbaik atau best practice Pembelajaran Mendalam dalam memenuhi Tugas IN2 Pelatihan Mendalam untuk Guru

 

Semoga info Contoh Laporan Praktik Baik atau best practice Pembelajaran Mendalam dalam memenuhi Tugas IN2 Pelatihan Mendalam (PM) untuk Guru ini bermanfaat untuk referensi Anda dalam memahami dan mengimplementasikan Pembelajaran Mendalam di lingkungan sekolah. Jika Anda ingin, saya bisa menyusun contoh RPP-atau-unit pembelajaran dengan pendekatan Pembelajaran Mendalam untuk jenjang tertentu (misalnya SD atau SMP) agar dapat langsung diterapkan.

0 Comments:

Posting Komentar

Info Kurikulum Merdeka dan PM

Info Kurikulum Merdeka dan PM
Info Kurikulum Merdeka dan Pembelajaran Mendalam

Cari Blog Ini

Social Media

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed

Popular Posts

Free site counter
Free site counter

Copyright © 2025.ARSIP KERJA GURU. All Rights Reserved